Senin, 12 Juli 2010

Gigitan Seekor Nyamuk

Jam dinding tepat menunjukkan pukul 02.30. Tanpa terasa saya terbangun dari tidur. Saya dikagetkan oleh dengungan suara seekor nyamuk yang mau hinggap di tubuh.
Secara reflek tangan saya bergerak. Dan ‘plak’. Seketika matilah nyamuk tersebut oleh kedua tangan saya yang menepuknya.
Setelah terbangun dari gangguan nyamuk tadi, saya menuju kamar mandi, mengambil air wudhu dan kembali ke kamar tidur. Berikutnya saya mengambil sajadah, dan saya ‘terperangkap’ dalam khusyu’nya tahajud malam.

Di Jual Keperawanan

Wanita itu berjalan agak ragu memasuki hotel berbintang lima . Sang petugas satpam yang berdiri di samping pintu hotel menangkap kecurigaan pada wanita itu. Tapi dia hanya memandang saja dengan awas ke arah langkah wanita itu yang kemudian mengambil tempat duduk di lounge yang agak di pojok.
Petugas satpam itu memperhatikan sekian lama, ada sesuatu yang harus dicurigainya terhadap wanita itu. Karena dua kali waiter mendatanginya tapi, wanita itu hanya menggelengkan kepala. Mejanya masih kosong. Tak ada yang dipesan. Lantas untuk apa wanita itu duduk seorang diri. Adakah seseorang yang sedang ditunggunya.

Rabu, 23 Juni 2010

HAKIKAT PENCARI ILMU

Pendahuluan
Seluruh Ahlul Ilmi sepakat bahwa warisan terbesar dan paling berharga didalam sejarah kehidupan manusia adalah ilmu pengetahuan. Rasulullah SAW mengatakan bahwa para nabi tidak mewariskan dinar dan tidak pula dirham tetapi mewariskan ilmu pengetahuan. Maksud dari ilmu disini adalah ilmu syar’iyang dapat mendekatkan seorang hamba kepada Allah SWT. Imam Bukhori ketika menyebutkan kitab ilmi didalam kitab shahihnya, ia memulai dengan menyebut keutamaan ilmu. Ia berkata :” باب العلم قبل القول و العمل kemudian beliau mengutip firman Allah SWT فاعلم أنه لا إله إلا الله [1] Ibnu Al Munir berkata:”

Selasa, 06 April 2010

MOTIVASI JUGA PENENTU NASIB

Di zaman dahulu ada seorang Jendral dari negeri Tiongkok kuno yang mendapat
tugas untuk memimpin pasukan melawan musuh yang jumlahnya sepuluh kali lipat
lebih banyak. Mendengar kondisi musuh yang tak seimbang, seluruh prajuritnya
gentar kalau-kalau akan menderita kekalahan.
Dalam perjalanan menuju medan perang, Jendral itu berhenti di sebuah altar
vihara. Ia sembahyang dan berdoa meminta petunjuk para dewa. Sedangkan
prajuritnya menanti di luar vihara dengan harap-harap cemas. Tak lama
kemudian, sang Jendral keluar dari vihara.